OKI,BBSNUSANTARA.COM – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini masih berstatus siaga bencana hidrometeorologi.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyabana di Palembang. Dimana dia menyebut OKI termasuk salah satu dari 13 kabupaten yang masih berstatus siaga bencana hidrometeorologi tersebut.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris BPBD OKI, Nova Triyussanto mengatakan, terkait bencana hidrometeorologi, pihak mereka tengah berfokus melakukan upaya pencegahan (mitigasi).
“Persiapan kita menghadapi bencana hidrometeorologi itu lebih cenderung memberikan imbauan kepada masyarakat,” ungkapnya, Kamis, 24 April 2025.
Mereka sudah melakukan langkah-langkah untuk penyampaian laporan tentang keadaan-keadaan alam untuk di-share ke seluruh kecamatan yang kira-kira berpotensi.
“Mitigasi itu sifatnya perencanaan awal dalam rangka persiapan menghadapi. Jadi pertama mungkin yang lebih ke sosial kemasyarakatan. Misalnya, jangan membakar sampah atau tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ujarnya.
Masih kata dia, pihak mereka juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di Kabupaten OKI, termasuk terhadap pihak perusahan.
“Supaya selalu bekerjasama dalam penanggulangan bencana-bencana, termasuk bencana api yang mungkin akan dihadapi,” tuturnya.
Dikatakannya lagi, menyangkut prediksi empat tahunan, untuk tahun ini Insya Allah OKI tidak terganggu. Kendati demikian menurutnya, mungkin cuma terdampak saja dari gejala-gejala alam.
“Misalnya, nanti ada curah hujan yang sangat kurang. Tapi untuk ke arah kebakaran-kebakaran lahan seperti di tahun 2019 dan 2023, mungkin belum untuk jadwal kita. Jadi mitigasinya, sampai di tingkat desa,” jelasnya.
Nova juga menyebut terdapat beberapa kecamatan yang rawan terjadi Karhutla diantaranya, Lempuing Jaya, Pedamaran Timur, Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, SP Padang dan Jejawi.
“Kalau di OKI ini lebih berfokus siaga bencana karhutla sekarang. Untuk banjir daerah-daerah sudah dilewati, bukan mitigasi lagi. Lalu, untuk bencana longsor, OKI bisa dikatakan tidak ada potensinya,” terangnya.
Lanjut Nona, dataran Kabupaten OKI bukanlah dataran tinggi. Dimana kondisi alam juga tidak berbukit dan tidak bergunung.
“Terkait bencana, kita dari BPBD setiap harinya harus stand by. Kemudian menempatkan satgas di beberapa titik untuk meminimalisir ketidaktahuan informasi atau penyambung lidah ke kabupaten.
“Satgas BPBD dibagi menjadi empat regu dengan peralatan yang sudah ready seperti mobil tanki dan alat pemadam lainnya,” cetusnya.
Mengutip dari BMKG, bencana hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
Dampak bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, dampak kesehatan kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial, ekonomi, dan kerusakan lingkungan.*